“Instrumen Penelitian”
A
. pengertian Instrumen Penelitian
instrumen penelitian adalah
semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu
masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis besar instrument
dapat dibedakan dua jenis yaitu :
1. Instrumen untuk
mengukur variable dengan skala nominal dan ordinal (data
kualitatif)
2. Instrumen untuk
mengukur skala interval dan rasio (data kuantitatif).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
dengan skala interval dan rasio biasanya merupakan alat standard dan sudah
ditera. Contoh alat-alat dalam golongan ini adalah timbangan, pengukur panjang,
thermometer, tensimeter, alat-alat laboratorium dan lain sebagainya.
B. Fungsi Instrumen
Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang
paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variable yang diteliti dan
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya
data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar
tidaknya data, tergantung dari tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sedangkan Realibilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Beberapa macam validitas yaitu face validity, content
validity, dan criterion validity.
Face validity (validitas muka)
tercapai jika suatu instrumen nampaknya sudah valid (dari penglihatan sepintas
lalu). Tentu saja validitas semacam ini sangat superficial. Tetapi
kadang-kadang peneliti cukup memerlukan validitas jenis ini. Caranya, peneliti
meminta beberapa orang membaca atau mengisi instrumen tersebut, dan meminta
pendapat mereka untuk keperluan revisi.
Content
validity (validitas
isi) tercapai jika suatu instrumen telah mencakup seluruh hal yang perlu
diukur. Jika satu tes ujian akhir telah mencakup seluruh isi mata kuliah satu
semester, maka instrumen ini dianggap memiliki validitas isi. Sebagai catatan, ini jangan dikacaukan dengan
"konsistensi internal" dalam bahasan tentang reliabilitas. Soal tes
ujian yang hanya mencakup 50% bahan kuliah satu semester mungkin memiliki sifat
konsistensi internal, tetapi instrumen ini tidak memiliki validitas isi.
Criterion validity
(validitas kriteria) mengacu pada kemampuan item-item instrumen untuk mengukur
hal yang sama atau memprediksi suatu hal di masa depan. Dalam hal ini kita
mengenal dua macam validitas, yaitu concurrent
validity dan predictive validity.
Concurrent validity tercapai jika
suatu instrumen buatan kita misalnya, berkorelasi secara signifikan dengan
instrumen lain yang mengukur hal yang sama. Jika kita mempunyai alat tes bahasa
Inggris lalu kita uji cobakan kepada sejumlah siswa, dan hasilnya ternyata
berkorelasi dengan nilai TOEFL mereka, maka tes kits telah memiliki concurrent validity.
Sedangkan predictive
validity tercapai jika suatu
instrumen mampu meramalkan apa yang terjadi di masa depan sesuai dengan hasil
tes. Berikut adalah peta reliabilitas dan validitas
instrumen.

Realibility
Validity
Stability
Ekivalence Internal Face Content Criterion
Consistency
Validity Validity Validity
Concurrent Predictive
Validity Validity
C. Langkah
Penyusunan Instrumen
langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen
adalah sebagai berikut :
a) Berdasarkan
sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang
hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut. Konstruk
pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh
peneliti.
b) Berdasarkan
konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang
sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk variabel
pada langkah pertama.
c) Membuat
kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang
memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap
dimensi dan indikator.
d) Menetapkan besaran
atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum dari suatu kutub ke
kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif
ke positif, dari otoriter ke demokratik, dari dependen ke independen, dan
sebagainya.
e) Menulis
butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan.Biasanya
butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok butir
positif dan kelompok butir negatif. Butir positif adalah
pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif
atau mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah pernyataan mengenai
ciri atau keadaan, persepsi atau sikap negatif atau mendekat ke kutub negatif.
f) Butir-butir
yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui proses
validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.
g) Tahap validasi
pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu
melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya
menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari konstruk,
seberapa jauh indikator merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa
jauh butir-butir instrumen yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.
h) Revisi atau
perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel.
i) Setelah
konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara konseptual,
dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.
j) Ujicoba
instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik.
Melalui ujicoba tersebut, instrumen diberikan kepada sejumlah responden
sebagai sampel uji-coba yang mempunyai karakteristik sama atau ekivalen dengan
karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau respon dari sampel ujicoba
merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris
atau validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.
k) Pengujian
validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria internal maupun
kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah instrumen itu sendiri sebagai
suatu kesatuan yang dijadikan kriteria sedangkan kriteria eksternal, adalah
instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang dijadikan sebagai kriteria.
l) Berdasarkan
kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau tidaknya sebuah
butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita menggunakan kriteria
internal, yaitu skor total instrumen sebagai kriteria maka keputusan pengujian
adalah mengenai valid atau tidaknya butir instrumen dan proses pengujiannya
biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita
menggunakan kriteria eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar
instrumen yang dibuat yang dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya
adalah mengenai valid atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.
m) Untuk kriteria
internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir maka
butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk diujicoba ulang,
sedang butir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkat
instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan
kisi-kisi. Jika secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap
valid atau memenuhi syarat, maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi
instrumen final yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian kita.
D. Jenis
Istrumen
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih
penelitian sosial yang melibatkan banyak orang, membutuhkan suatu instrumen
penelitian, yang nantinya akan digunakan dalam proses pengumpulan informasi
dari responden.
Beberapa jenis
instrumen dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :
· Tes
Tes adalah
sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
· Kuesioner
Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
· Wawancara
(Interviw)
Interview digunakan
oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,
sikap terhadap sesuatu.
· Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
· Skala
bertingkat (ratings)
Rating atau
skala bertingkat adalah suatu ukuran subyaktif
yang dibuat bersekala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang
kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang.
Intrumen ini depat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama
panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya
sifat-sifat. Didalm menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati
responden.
· Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
A
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar